Market size kelor secara global di tahun 2021 Rp. 111 trilun, dengan CAGR 9% lebih diestimasi dapat menyentuh Rp. 212 triliun di tahun 2028.
Kelor yang sebelumnya kita kenal sebagai tumbuhan liar, ternyata megnandung ribuan manfaat baik untuk manusia, perkebunan, maupun peternakan.
Banyak sekali khasiat kelor yang sudah diteliti secara ilmiah dan penelitian ini masih terus berkembang hasilnya. Oleh karena itu, PT. Moringa Organik Indonesia membuka lahan baru di Sulawesi dan juga di Tasikmalaya melalui proyek kerjasama pengembangan kelor degan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Market Size Kelor Akan Mencapai Rp. 212 Triliun di Tahun 2028
Moringa oleifera, atau “pohon kehidupan”, semakin banyak diminati karena memiliki banyak khasiat nutrisi dan obat. Daunnya mengandung lebih banyak vitamin C daripada jeruk, lebih banyak potasium daripada pisang dan lebih banyak protein daripada telur dan susu.
Berdasar informasi dari Fortune Business Insight, market size kelor akan mencapai USD 14.08 miliar atau setara dengan Rp. 212 triliun (kurs Rp. 14.470). Tentunya peluang besar ini harus segara kita persiapkan dari sekarang agar bisa mendapatkan momentum tersebut.
Di Asia Pasifik pada tahun 2020, market size kelor tercatat Rp. 39 Tiliun.
Bubuk daun kelor dari aplikasi suplemen makanan memiliki 8% CAGR selama jangka waktu yang dapat diperkirakan. Urbanisasi yang cepat di Jerman, Inggris, AS, India, dan Cina ditambah dengan meningkatnya kesadaran kesehatan di antara individu dapat meningkatkan pangsa pasar kelor.
Pasar bahan kelor dari segmen minyak dan biji memiliki 8% CAGR selama jangka waktu yang diprediksi karena permintaannya di industri makanan dan kosmetik. Meningkatnya permintaan aplikasi di sektor kosmetik karena sifat fungsionalnya seperti stabil secara oksidatif, pelembab, dan non-GMO akan mendorong peningkatan permintaan pada industri kelor.
Market size teh kelor dari saluran distribusi online diperkirakan akan mencatat lebih dari 7,5% CAGR selama waktu perkiraan. Pertumbuhan pendapatan per kapita yang dapat dibelanjakan seiring dengan meningkatnya penetrasi pembelian online di AS, India, Cina, Jerman, dan Inggris akan berkontribusi terhadap pertumbuhan segmen.
Konsumsi tahunan Pasar Bahan Kelor diperkirakan akan melampaui 2,5 juta ton pada tahun 2025.
Meningkatnya permintaan suplemen makanan karena meningkatnya kesadaran tentang nutrisi, meningkatnya populasi geriatri, gaya hidup yang sibuk, dan meningkatnya pendapatan yang dapat dibelanjakan akan mendorong lanskap industri bahan kelor.
Meningkatnya kasus obesitas dan meningkatnya preferensi individu terhadap produk makanan cepat saji adalah faktor kunci yang menambah permintaan suplemen makanan.
Dalam suplemen makanan, kelor digunakan sebagai bahan karena adanya banyak nutrisi penting yang membantu dalam meningkatkan kesehatan. Meningkatnya kesadaran konsumen dan konsumsi suplemen makanan di AS, Kanada, India, Cina, Inggris, Jerman, dan Australia adalah faktor utama yang berkontribusi terhadap ekspansi pasar bahan kelor.
PT. Moringa Organik Indonesia sendiri telah mendapat sertifikat dari USDA Organic dan Ceres Germany yang mana sangat diperlukan untuk syarat ekspor ke negara tersebut.
Peraturan pemerintah yang ketat mengenai ekspor kelor dapat menghambat pertumbuhan pasar. Sertifikasi organik penting sebelum digunakan untuk tujuan suplemen nutrisi, yang dapat mendorong pangsa pasar.
Manfaat Kelor dan Harga Pasaran Dunia
Kesadaran yang tumbuh mengenai manfaat kesehatan dari produk berbasis kelor diproyeksikan dapat mendorong ekspansi industri.
Bunga, biji, polong, daun, getah, dan kulit kelor memiliki khasiat untuk meringankan kekurangan vitamin dan mineral, meningkatkan kadar glukosa darah normal, memberikan dukungan untuk sistem kardiovaskular yang sehat, mekanisme anti-inflamasi tubuh, sistem kekebalan tubuh, menetralisir radikal bebas, dan memperkaya darah anemia. Mereka memiliki potensi manfaat untuk mengatasi kekurangan gizi, ibu menyusui, kelemahan umum, depresi, menopause, osteoporosis, dan radang sendi.
Bubuk kelor organik dibandrol dengan harga (FOB) USD 9-11 per kilogram atau sekitar Rp. 130rb sampai Rp. 160rb / kg . Sedangkan harga minyak kelor atau moringa seed oil FOB sekitar di tahun 2022 ini antara USD 30-50 per liter.atau sekitar Rp. 435rb hingga Rp. 575rb, tergantung cara proses dan persentase kadar alaminya.
Minyak kelor sendiri dapat digunakan untuk memasak, membuat parfum, produk kosmetik dan juga sebagai pelumas. Memiliki basis antioksidan yang kuat, minyak ini memiliki stabilitas luar biasa yang menjadikannya terbaik untuk pelembab kulit, krim anti penuaan dan produk kesehatan kulit lainnya.
Meningkatnya Permintaan Suplemen Kesehatan Organik di Amerika Utara.
Pasar bahan kelor Amerika Utara yang didorong oleh Kanada, Meksiko, dan AS diproyeksikan melampaui USD 5 miliar atau Rp. 72.3 Triliun pada tahun 2025 karena meningkatnya permintaan untuk suplemen nabati.
- Meningkatnya permintaan untuk produk kosmetik alami di AS dan Kanada dapat meningkatkan ukuran pasar regional.
- Meningkatnya permintaan suplemen kesehatan organik karena digunakan untuk mengurangi berat badan dan pengurangan kalori dapat mendukung prakiraan industri regional.
Permintaan industri bahan kelor Eropa yang didorong oleh Jerman, Prancis, Inggris, dan Italia akan melebihi USD 2 miliar pada tahun 2025 atau sebesar Rp. 30 trilun.
- Meningkatnya permintaan suplemen makanan untuk mencegah penyakit dapat mendukung tren industri regional.
- Meningkatnya permintaan teh kelor di wilayah tersebut karena mempromosikan penurunan berat badan, memberikan nutrisi, membantu pencernaan makanan, dan meningkatkan kesehatan kulit dapat meningkatkan permintaan industri.
Pasar bahan kelor Asia Pasifik siap untuk mencatat sekitar 8% CAGR selama waktu perkiraan. Meningkatnya kesadaran di antara individu mengenai pengayaan nutrisi dapat mempercepat permintaan industri regional.
Peningkatan jumlah kampanye merek di media elektronik untuk menciptakan kesadaran produk di antara individu oleh produsen besar harus mendukung pangsa pasar. Kehadiran sejumlah besar produk kelor di India dan Cina, karena ketersediaan bahan baku yang melimpah, dan kebijakan FDI yang menguntungkan akan meningkatkan statistik pasar regional.
Indonesia Merupakan Pangsa Pasar Kelor yang Sedang “Tidur”
Indonesia dengan populasi 270 penduduk membutuhkan konsumsi kelor untuk dapat memenuhi asupan nutrisi tubuh. Disamping itu, kelor dapat digunakan untuk mengatasi masalah stunting dan malnutrisi.
Program BPJS telah banyak menghabiskan anggaran, dan sebetulnya dapat ditekan dengan konsumsi kelor, karena banyak penyakit termasuk penyakit berat yang dapat dicegah dan diobati dengan kelor.
Sekarang mari kita hitung potensi market size kelor di Indonesia.
Jika setiap penduduk rata-rata menghabiskan 1 kg kelor dalam 1 tahun (ini sedikit sekali, idealnya 20 gram per hari), dan harga kelor Rp. 175.000 / kg. Maka untuk 270 juta penduduk akan terdapat nilai pasar kelor sekitar Rp. 47.250.000.000.000 (Rp. 47 triliun per tahun). Produksi yang dibutuhkan untuk mencukup kebutuhan kelor di Indonesia harus lebih dari 270.000 Ton per tahun.
Kami belum menemukan riset mengenai hasil produksi kelor di Indonesia per tahun, akan tetapi kami estimasi tidak sampai ratusan ribu ton per tahun.
Perlu kami ingatkan lagi, pasar besar kelor di Indonesia masih tidur. Dari sekian banyak hasil produksi kelor per tahun di Indonesia, kebanyakan untuk ekspor ketimbang untuk pasar domestik.
Lantas, apa artinya market size kelor untuk para mitra reseller PT. MOSI ?
Pasar besar yang sedang tidur tersebut dapat kita bangunkan. Melalui teknologi digital sekarang ini, kita dapat menyamapaikan “Kelor Awareness” untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi olahan kelor yang berkualitas.
Banyak produk olahan kelor yang beredar di Indonesia, akan tetapi perlu kita pahami bahwa kandungan nutrisi kelor itu yang terpenting, bukan harganya.
Produk olahan kelor dari PT. Moringa Organik Indonesia, melalui hasil penemuan Kang Dudi yang sudah di akui di seluruh Dunia dan juga sudah mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Malaysia dan Indonesia, berhasil mengunci kandungan nutrisi kelor pada seluruh produk jadi yang diproduksi.
Produk dari PT. MOI sendiri merupakan satu-satunya produk olahan kelor yang memiliki kandungan 18 asam amino di Indonesia dan mungkin di Asia Tenggara.
Oleh karena itu, kami mengimbau untuk seluruh mitra reseller PT. MOSI agar dapat mengaktifkan kesadaran mengenai manfaat kelor di seluruh saluran digital. Semoga kita bersama dapat memasyarakatkan kelor di Indonesia agar saudara sebangsa kita selalu terckupi nutrisinya dan terjaga kesehatannya.